Pencarian Untuk Blog Ini

Profil Kuningan Asri


 

Infrastruktur Jalan dan Jembatan

No.
Satus Jalan
Tahun
Satuan
2004
2005
2006
2007
1
Jalan Kabupaten
416,10
416,10
416,10
416,10
Km
3
Jalan Dalam Kota
14,05
14,05
18,12
18,12
Km
3
Jalan Poros Desa
733,00
733,00
733,00
733,00
Km

Jumlah
1.163,15
1.163,15
1.167,22
1.167,22
Km

Kondisi IPM Per Kecamatan

Suseda Kabupaten Kuningan Tahun 2007 mampu memberikan gambaran tentang kondisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sampai tingkat kecamatan meskipun dengan sampel terbatas namun setidaknya bisa memberikan gambaran tentang capaian kualitas pembangunan manusia yang diindikasikan dengan besaran IPM. Angka IPM Tahun 2007 menunjukan angka 70,38 naik 0,80 point dibandingkan tahun 2006 yang mencapai 69,58.

Tabel 1.
IPM Kab. Kuningan dan Komponennya Th. 2005-2007
Komponen IPM
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2007
AHHo
69,08
69,54
69,75
AMH
94,12
94,75
95,52
RLS
6,88
7,16
7,55
PPP/ Daya Beli
537,53
539,77
542,60
IPM
68,80
69,58
70,38

Pengeluaran Rumah Tangga

Survei yang langsung ditujukan untuk mendapatkan data pendapatan masyarakat seringkali sullt dilakukan, terutema dalam teknls wawancara. kerena itu pendapatan rumahtangga alam hal ini dldekati dengan pengeluaran rumen tangga. Tingkat kesejahteraan suatu rumahtangga dapat dilihat dari besarnya konsumsi atau penqeluaran yang dlkeluarkan oleh rumahtangga, Peningkatan konsumsi atau penqeluaran rumahtangga, terutama pengeluaran untuk bukan makanan, menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan rumahtangga yang bersanqkutan.


Rumah tangga dengan pendapatan rendah akan mendahulukan pengeluaran untuk kebutuhan makanan dibandingkan dengan kebutuhan non makanan. Pada kelompok masyarakat sepertl ini terlihat bahwa sebagian besar pendapatannya digunakan untuk konsumsl makanan. Seiring dengan meningkatnya pendapatan, maka akan terjadi pergeseran pola konsumsi pengeluaran. Lambat laun akan terjadi penurunan porsi pendapatan yang dibelanjakan untuk makanan dan sebaliknya terjadi peningkatan pada pengeluaran konsurnsi bukan makanan.


Pergeseran komposisi atau pola pengeluaran tersebut terjadi karena elastlsltas permintaan terhadap makanan pada umumnya rendah sementara elastisitas permintaan terhadap barang bukan makanan pada umumnya tinggi. Keadaan akan semakin jelas pada kelompok penduduk yang tingkat konsumsi makanannya sudah mencapai titik jenuh, sehingga peningkatan pendapatan sebagian besar akan digunakan untuk barang bukan makanan, dttabunqkan.atau bahkan diinvestasikan.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa pola pengeluaran dapat dipakai sebagai salah satu alat untuk menilai tingkat kesejahteraan (ekonomi) penduduk, dan perubahan komposisi pengeluaran dapat memberikan indikasi perubahan pada tingkat kesejahteraan masyarakat.

Tingkat Pendidikan

Sampai saat ini pembangunan pendidlkan di Kabupaten Kuningan relatif terus membaik. Hal Inl dltunjukkan dengan semakin meningkatnya persentase penduduk yang melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Menurut data Suseda tahun 2006, persentase penduduk dewasa yang rnelek huruf dl Kabupaten Kuningan mencapai 94,75 % sedangkan hasil Suseda 2007 menunjuken adanya perbaikan menjadi 95,52%. Begitu pula ata-rata lama sekolah, pada tehun 2006, rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten uningan sekitar 7,16 tahun menlngkat menjadl 7,55 tahun dl tahun 2007.


Tlngginya AMH Kabupaten Kunlngan disumbang oleh Kecamatan Kuningan dengan AMH tertinggi sebesar 99,83 % sedangkan AMH terendah dicapai oleh Kecamatan Cibingbin dengan AMH 80,24 persen, Sedangkan untuk RLS tertinggi tetap dicapai oleh Kecamatan Kuningan dengan RLS 9,59 tahun sedangkan yang terendah dicapal oleh Kecamatan Hantara dengan RLS 5,47 tahun. Jika klta cermati lebih lanjut maka sebagian besar kecarnatan¬kecarnatan denqan AMH dan RLS rendah terjadi di wllayah selatan dan timur Kabupaten Kuningan. Hal ini blsa dijaqikan landasan oleh pemerintah daerah dalarn mengalokasikan anggaran pembangunan khususnya dl sektor pendidikan.


Persentase penduduk Kabupaten Kuningan usia 10 tahun ke atas yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 72,66 persen; tamat SMP sebesar 13,73 persen; tamat SMU/SMK sebesar 10,88 persen; dan sebanyak 2,72 persen yang tamat pendidikan tinggi (Akademi/Perguruan Tinggi). Berarti dari 1.000 orang penduduk 10 tahun ke atas hanya 27 orang yang berkesempatan menyelesaikan pendldikan tinggi (Diploma, Akademi, Perguruan tinggi).
Tabel 1.
Persentase Tingkat Pendidikan
Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas
Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Kuningan Tahun 2007

Derajat Kesehatan

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat akan tercapal bila derajat kesehatan masyarakat meningkat. Hal ini dapat terjadi apabila mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat yang mereta dapat ditingkatkan serta kesadaran dan perllaku hidup sehat di kalangan masyarakat pun dikembangkan. Dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat maka produktifitas SDM dlharapken akan meningkat sehingga upaya pengentasan kemlskinan akan dapat lebih dipacu.



Hal Inl sesuai dengan amanat yang tercantum dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992, yaltu pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Profil Kesehatan Indonesia; 1998 : 1). Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan juga antara lain untuk memperbaiki derajat kesehatan masyarakat secara efektlf dan efisien, agar semua lapisan masyarakat memperoleh layanan «esehetan secara mudah dan murah, karena kesehatan menyentuh hamplr seluruh aspek kehidupan masyarakat, tanpa membedakan jenis kelamin laki-laki atau perempuan.



Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Diantaranya adalah dengan memberl penvuluhan kesehatan agar tercipta perilaku hldup sehat, menyediakan berbagal fasilitas kesehatan umum sepertl puskesmas, pos yandu, pondok bersalln desa serta mengupayakan tersedianya fasilitas air berslh. Juga program dana kesehatan untuk masyarakat miskin merupakan usaha agar pelayanan kesehatan terjangkau semua laplsan masyarakat. Dengan upaya ini diharapkan derajat kesehatan masyarakat akan meningkat. Salah satu Indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan penduduk adalah angka kesakitan (morbidity rate).



Jenis keluhan kesehatan yang banyak dialami masyarakat Kabupeten Kuningan adalah pilek (9,32 0/0), batuk (8,57 0/0), panas (6,96 0/0) serta sakit kepala (1,1 0/0). Salah satu upaya penyembuhan yang dilakukan penduduk adalah dengan cara mengobati sendiri dan atau berobat



Jalan. Persentase penduduk yang mengobatl sendlrl sebesar 88,7 persen, sedangkan yang berobat jalan mencapal 49,92 persen, D/lihat darl [enls obat yang digunakan maka sebanyak 86,89 °/0 menggunakan ebat modern dan sebanvek 30,21 oersen menggunakan obat tradisional termasuk dl dalamnya Qbat yang berasal derl elem. Cykup tlnrag1nya penggunaan obat tradlslonal blsa menjadl alternatlf plllhan bagl rnasyarakat untuk merlngankan blave pengobatan yang selalu merangkak nalk,

Tabel 1
Penduduk yang Sakit, Lama Balita Menyusul dan
Persentase Penolong Kelahiran Terakhir
Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Kuningan

Taman Purbakala Cipari


             
"Tempat untuk mengetahui peninggalan nenek moyang"
"The place to know the relic of forefathers"
ODTW Taman Purbakala Cipari terletak di Kelurahan Cipari. Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan, terletak di kaki Gunung Ciremai sebelah timur. Jarak dari kota Kuningan ± 4,7 km dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4 (empat).

Seni dan Budaya

Jenis Seni Budaya Tradisional

Lokasi
Cingcowong,Upacara minta hujan
Kecamatan Luragung
Sintren
Kecamatan Cibingbin
Goong Renteng
Kelurahan Sukamulya
Tari Buyung & Seren Taun
Kecamatan Cigugur
Tayuban
Kecamatan Ciniru
Pesta Dadung
Kecamatan Subang
Gembyung Terbangan

Sandiwara Rakyat

Wayang Golek

Kuda Lumping

Reog
Desa Cengal
Calung

Tradisi Kawin Cai
Kecamatan Jalaksana

Objek Pariwisata

SEKILAS PARIWISATA KABUPATEN KUNINGAN


 
Kabupaten Kuningan, propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 1.178,57 km terletak di kaki gunung Ciremai, sebelah timur dengan kabupaten Cirebon, sebelah timur dengan kabupaten Brebes propinsi Jawa Tengah, sebelah barat dengan kebupaten Majalengka.
Di kaki gunung Ciremai tersebut terletak Desa Linggarjati yang merupakan salah satu tempat yang bersejarah bagi perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, daerah kabupaten Kuningan terdiri atas, perbukitan, lereng, lembah dan daratan yang indah, berudara sejuk dengan temperatur 180C 320°C. Kaya akan obyek dan daya tarik wisata yang alami dan menyegarkan "NATURALLY AND FRESHLY" Serta didukung oleh kesenian daerah yang beraneka ragam "UNIQUE AND NATIVE".
Tahun 2008 sektor pariwisata menjadi andalan perekonomian daerah yang berbasiskan sumber daya alam dan budaya yang lestari dan agamis, itulah visi pariwisata kabupaten Kuningan. Maka prioritas pembangunan kepariwisataan diutamakan kepada pengembangan obyek dan daya tarik wisata, penggalian obyek wisata, sehingga Kabupaten Kuningan akan menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW).
Link Terkait



A.



B.
Wisata Alam

1.

2.

3.

4.

5



C.
Wisata Budaya

1.

2.



D.
Wisata Hutan

1.



E.
Wisata Ziarah

1.

2.

Letak & Keadaan Geografis

Kabupaten Kuningan terletak pada titik koordinat 108° 23' - 108° 47' Bujur Timur dan 6° 47' - 7° 12' Lintang Selatan. Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik koordinat 6° 45' - 7° 50' Lintang Selatan dan 105° 20' - 108° 40' Bujur Timur.
Dilihat dari posisi geografisnya terletak di bagian timur Jawa Barat berada pada lintasan jalan regional yang menghubungkan kota Cirebon dengan wilayah Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang menghubungkan Bandung-Majalengka dengan Jawa Tengah. Secara administratif berbatasan dengan:
• Sebelah Utara : Kabupaten Cirebon
• Sebelah Timur : Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)
• Sebelah Selatan : Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah)
• Sebelah Barat : Kabupaten Majalengka
Kabupaten Kuningan terdiri atas 32 Kecamatan, 15 Kelurahan dan 361 Desa

Seni dan Budaya

Jenis Seni Budaya Tradisional

Lokasi
Cingcowong,Upacara minta hujan
Kecamatan Luragung
Sintren
Kecamatan Cibingbin
Goong Renteng
Kelurahan Sukamulya
Tari Buyung & Seren Taun
Kecamatan Cigugur
Tayuban
Kecamatan Ciniru
Pesta Dadung
Kecamatan Subang
Gembyung Terbangan

Sandiwara Rakyat

Wayang Golek

Kuda Lumping

Reog
Desa Cengal
Calung

Tradisi Kawin Cai
Kecamatan Jalaksana

Makanana Khas
Keripik Gadung
Emping Tangkil/Melinjo
Peuyeum Ketan
Angling
Wajit Subang
Leupeut
Koecang
Hucap (Kupat tahu kecap)
Gemblong


Cinderamata
Batu Onix
Batu Granit
Suiseki
Bonsai
Cincin
Peti Antik
Calung

Sumber : Kningankab.go.id

Karya Ilmiah (sopan santun anak dan remaja)



KATA PENGANTAR

            Dengan beribu terima kasih mari kita limpahkan ke hadirat Allah SWT karena atas ridhonya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang lebih tepatnya adalah  karya ilmiah untuk memenuhi tugas tingkatan SMA.
            Salah satu diantaranya adalah mata pelajaran Bahasa dan Sastra tentang penulisan karya ilmiah. Yang dalam kesempatan ini kami berusaha membahas tentang penomena di kehidupan sehari-hari dan juga di lingkungan sekolah. Yang berkaitan dengan etika sopan santun pada anak-anak maupun remaja. Dalam penelitian ini kami mencoba untuk meneliti apakah ada keterkaitan dengan pembinaan budi pekerti di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
   Akhirnya kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya penulisan makalah ini, semoga makalah ini ada manfaatnya bagi pembinaan etika sopan santun. Amin
 i
DAFTAR ISI

Halaman 

Kata Pengantar.......................................................................................................   i

Daftar Isi.................................................................................................................    ii

BAB I 
1. Pendahuluan......................................................................................................    1
a. Latar belakang Masalah...................................................................................       2
b. Tujuan Penelitian.............................................................................................       2
c. Hipotesis..........................................................................................................       2
d. Landasan Teori................................................................................................       3
e. Metode Penelitian............................................................................................       3

BAB II
2. Pembahasan Masalah.....................................................................................         4-5

BAB III
3. Kesimpulan dan Saran...................................................................................         6
a. Kesimpulan....................................................................................................         6
b. Saran.............................................................................................................          6

Daftar Pustaka.......................................................................................................     7



ii
BAB I
1. Pendahuluan
Sopan santun atau budi pekerti sebagai salah satu bukti manusia yang beradab. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya harus menjunjung tinggi etika sopan santun.
Melihat perkembangan anak-anak dewasa ini terutama yang berusia 9-16 tahun. Banyak sekali ketimpangan –ketimpangan dalam bersopan santun, jarang keluar dari mulutnya untuk mengucapkan permisi jika mau lewat., atau membungkukan badan kepada orang dewasa. Ini bukan hanya terjadi di perkotaan saja tetapi di pedesaan pun sudah mulai terjadi. Padahal tidak sedikit sekolah ataupun lembaga-lembaga pendidikan lainnya yang berdiri mengajarkan etika sopan santun, namun kenyataan etika sopan santun makin menurun.

Dari kenyataan tersebut maka timbul pertanyaan, kemanakah fungsi pendidikan yang di harapkan ? Lalu apa penyebab turunnya etika sopan santun pada anak?
Pada makalah ini akan di bahas mengenai turunnya etika sopan santun pada anak, remaja dan penyebabnya.
 
1
a. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari sopan santun sangatlah penting untuk dijunjung karena manusia sebagai makhluk yang berbudaya harus menjunjung tinggi etika sopan santun. Pada masa yang modern, di era globalisasi ini banyaklah perubahan-perubahan yang berpengaruh juga pada akhlak sopan santun anak maupun remaja yang semakin berkurang diakibatkan oleh adanya alat-alat komunikasi yang sangat mudah didapat, contohnya internet yang dapat di akses seluruh dunia. Sehingga adanya perubahan ataupun turunnya sopan santun dikarenakan pengaruh budaya luar dan pergaulan pada kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh dari manakah turunnya akhlak sopan santun anak dan remaja yang sudah terasa pada kehidupan sehari-hari. Dan meneliti bagaimanakah cara menanggulangi turunnya akhlak sopan santun dan mencegah agar tidak lebih parah dalam ketidaksopansantunan.

c. Hipotesis

Pada jaman yang modern dan di era globalisasi, banyak terjadinya penyimpangan dan turunnya sopan santun pada anak dan remaja, yang di akibatkan adanya pergaulan anak dan remaja yang kurang terkontrol oleh orang tua. Pergaulan ini biasanya dalam pergaulan teman sebaya dan lingkungan sekitar.


2
d. Landasan Teori
Etika dapat diartikan tata cara, patokan-patokan, kaidah-kaidah normatif. Sedangkan sopan santun adalah suatu tindakan yang mengandung kaidah penghormatan dan penghargaan baik kepada dirinya maupun kepada orang lain. Jika orang dewasa bersopan santun kepada orang yang lebih muda maka orang itu sudah melakukan dua hal. Pertama, memberikan pendidikan kepada yang lebih muda, yaitu memberikan contoh keteladanan sikap. Kedua, orang itu mendapat penghargaan dan penghormatan dari yang muda. Sebaliknya jika orang yang lebih muda bersopan santun kepada yang lebih tua, maka orang tersebut sudah melakukan dua hal. Pertama, disegani oleh orang yang muda juga sesamanya. Kedua, di hargai oleh yang tua karena kebaikannya. Jadi jika kita melakukan sopan santun berarti kita telah menghormati dan menghargai diri kita sendiri, karena orang lain tidak mungkin menghormati kita dan menghargai kita apabila kita sendiri tidak menghargai dan menghormatinya.
e. Metode Penelitian
Pada awalnya kelompok peneliti membuat atau menulis pertanyaan untuk wawancara agar mendapat informasi yang umum dan pasti tentang perbedaan sopan santun anak dan remaja pada masa ini dan pada masa yang lampau, karena jelas perbedaannya antara sekarang dan pada masa dulu. Masa dulu sopan santun sangat di junjung tinggi dan menjadi budaya yang baik.
Yang selanjutnya mewawancarai masyarakat luas dari orang dewasa dan anak muda. Agar penelitian dapat berjalan sesuai rencana dan tidak menyimpang, peneliti mencari sumber-sumber yang terpercaya.
 
3
BAB II
2. Pembahasan masalah
Penyebab turunnya etika sopan santun pada anak usia sekolah.
Jika pada usia dini tidak mempunyai sopan santun maka krisis moral lah yang akan melanda negeri kita di masa depan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak berperilaku demikian, diantaranya : lingkungan keluarga, lingkungan sebaya, lingkungan pendidikan, dan lingkungan masyarakat.
1.   Lingkungan Keluarga
Menurut Ki Hajar Dewantara, keluarga sebagai pusat pendidikan yang pertama sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak.
Lingkungan keluarga memang peranan penting dalam pembentukan budi pekerti anak. Karena keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan yang utama bagi anak. Anak pertama kali mendapat pendidikan budi pekerti dari kedua orang tuanya. Begitu juga keluarga dikatakan utama, mengingat keluarga merupakan dasar atau pondamen bagi pendidikan budi pekerti selanjutnya. Jika orang tua menginginkan anaknya menjadi orang yang baik dan berguna di kemudian hari, maka jadikanlah keluarga sebagai lingkungan yang paling baik bagi anak.
2.   Teman Sebaya
Teman sebaya turut ambil dalam pembentukan budi pekerti anak, karena sering bergaul dengan temannya, sedikit demi sedikit anak akan terpengaruh oleh perilaku teman sebayanya.

4
3.   Lingkungan pendidikan
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuh kembangnya budi pekerti (intelektual) dan untuk memajukan kehidupan peserta didik.
Dengan dimasukannya anak dalam lingkungan pendidikan, para orang tua berharap agar anaknya menjadi cerdas, pandai dan berbudi pekerti yang baik. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional secara mikro yaitu membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, beretika (beradab dan berwawasan budaya) memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab),
berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif, serta demokratis), dan berbadan sehat hingga menjadi manusia mandiri.
4.   Lingkungan Masyarakat
      Dalam lingkungan ini terdapat berbagai macam unsur lapisan dan komponen serta peran yang berbeda-beda. Termasuk di dalamnya peran para tokoh, baik pemuka agama, pemuka adat, maupun tokoh masyarakat yang berkompeten lainya yang dapat dikatakan sebagai orang tua.

      Jika tokoh masyarakat ini peduli kepada generasi muda, maka tokoh ini akan ikut andil dalam memberikan pendidikan pada kaum muda. Pendidikan itu dapat berupa keteladanan dari sikap dan perilaku yang baik, memberikan masukan, teguran, kritik mapun saran-saran yang membangun.

      Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai agama berupa budi pekerti, kiranya anak perlu banyak belajar bersosialisasi. Anak harus belajar bergaul atau mengadakan hubungan sosial dengan orang lain. Disini anak seyogyanya diberi kesempatan untuk lebih banyak bergaul dengan orang-orang yang baik
      Dengan seringnya berkomunikasi, maka anak akan ketularan baik dari orang yang berbudi pekerti luhur.

5
BAB III
3. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Dengan terbinanya budi pekerti sejak dini, maka anak akan mempunyai budi pekerti yang kokoh. Anak yang mempunyai budi pekerti yang kokoh akan mampu membedakan perilaku yang terpuji dengan perilaku yang menyesatkan / menyimpang, sehingga tidak mudah tergoda atau terpengaruh oleh hal-hal yang tidak baik. Pada akhirnya anak akan menjunjung tinggi moral dan berusaha untuk berbuat baik yang bermanfaat bagi orang lain.

      Jika para orang tua melaksanakan dan menerapkan etika sopan santun maka orang tua tersebut telah melaksanakan dua hal, yaitu pertama memberikan pendidikan pada kaum muda. Pendidikan itu dapat berupa keteladanan dari sikap dan perilaku yang baik, memberikan masukan, teguran, kritik maupun saran-saran yang membangun. Kedua, mendapatkan penghargaan dan penghormatan dari kaum muda.

b. Saran
Seandainya anak sudah dapat menunjukan budi pekerti yang baik, maka orang tua sudah selayaknya memberikan penghargaan, penghargaan yang diberikan bisa berbentuk kado, dengan jempol, kesempatan atau pujian. Dengan penghargaan ini diharapkan anak merasa dihargai dan memotivasi anak agar budi pekertinya lebih baik. 
     
Sebaliknya apabila anak melanggar norma-norma yang berlaku, orang tua perlu memberikan hukuman. Hukuman yang diberikan dimaksudkan agar anak sadar akan kesalahannya, tidak akan mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari serta berhati-berhati dalam bertindak. Pemberian hukuman hendaknya mendidik. Artinya hukuman bukan sebagai balas dendam, tetapi hukuman menerapkan cara untuk memperbaiki diri.

6
Daftar Pustaka

Sukmana, Drs. (2008). Pentingnya Membina Budi Pekerti Anak. Bhineka Karya Winaya 
Drs.E Mulyasa, M.pd (2000). Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan di SD. CV. Geger Sunten Bandung.
_____________. (2008). Penurunan Etika Sopan Santun pada Anak Usia Sekolah. Bhineka Karya Winaya.

Persuasi


 Tugas SMA X

Topik                           : Mari belajar menjadi sukses
Kerangka                     : ~Apa itu sukses
                                      ~Mengapa kita perlu Sukses
                                      ~Langkah – langkah agar sukses
Pengembangan            : ~ Apa itu sukses
Ø  Pengertian sukses
Ø  Rahasia sukses
                                       ~Mengapa kita perlu Sukses
Ø  Agar bangkit
Ø  Memperbaiki akhlak
Ø  Belajar ikhlas
                                       ~Langkah – langkah agar sukses 
Ø  7 langkah menuju sukses



Paragrafnya:
Rahasia Kesuksesan

Rahasia kesuksesan dengan 7B kalau dipakai Insya Allah sukses diri akan pula berperan menyukseskan orang lain, manfaat dunia, manfaat  akherat  Kalau  tahapan ini dilakukan dengan baik Insya Allah kita akan bangkit! lingkungan bangkit! Indonesia akan bangkit!

1.Beribadah dengan benar. Jika hidup tanpa ibadah yang benar ibarat hidup tanpapondasi,bangunan tanpa pondasi akan roboh Dengan beribadah dengan benar Insya Allah akan membuat kita semakin tawadhu dan kokoh kepada Allah

2.Berakhlak baik.Ibadah bagus siang malam, tapi selesai sholat mulut kotor, tidak jujur, apalah artinya ibadah ,kalau tidak dibarengi akhlak baik.

3.Belajar tiada henti. Akhlak sudah baik,ibadah bagus tapi itu tidak cukup karena masalahakan bertambah ,potensi konflik bertambah,kebutuhan semua bertambah, bagaimana mungkin menyikapi segala yang makin ruwet dengan ilmu yang tidak bertambah Ciri sukses adalah orang-orang yang cinta ilmu dengan
belajar.

4.Bekerja keras dengan cerdas dan ikhlas.Yang harus standar ada pada diri kita adalah bekerja optimal dengan pemikiran yang cerdas karena ada yang kerja keras tetapi akal tidak digunakan akibatnya cuma jadi pekerja keras saja.

5.Bersahaja dalam hidup.Ada orang yang bekerja keras tetapi sia-sia, karena ditipu oleh keborosan, bermegah-megah , diperdaya,dikutuk oleh orang lain ,dan menjadi kedengkian. kenapa? Karena tidak bersahaja , padahal akibat gemar bersahaja maka kemampuan keuangan kita lebih tinggi diatas kebutuhan sehingga bisa menyimpan uang,bersadaqoh, dan berinvestasi , budaya masyarakat kita diharapkan bukan budaya punya barang, tapi budaya berinvestasi akibatnya selalu punya nilai tambah

6.Bantu sesama Alat ukur sukses kita setelah bersahaja adalah punya kelebihan untuk memajukan sanak saudara anak paman, tetangga kiri, tetangga kanan, depan belakang, anak pembantu. Kesuksesan kita mulai diukur dengan kemampuan membantu orang lain ,membuat lapangan kerja sebanyak mungkin, kita harus terus berbuat dengan kerja keras membantu banyak orang ,sehingga orang lain lebih maju lagi dengan mepunyai tata nilai yang sama, ibadah yang bagus, akhlak yang bagus, terus berusaha untuk belajar menambah ilmu, bekerja keras Dengan saling tolong-menolong Insya Allah akan terjadi sinergi ,agar bergeraknya bangsa ini seimbang
tidak hanya satu dua orang, karena alat ukur kesuksesannya sama, pola sama, kita mengharapkan kebangkitan ,kalau ada mahasiswa yang pintar lihat juga tetangganya terbawa pintar atau tidak ? kalau ada dosen brilian jangan lihat dosennya tapi lihatlah keluarganya, lihat tetangganya, lihat sanak saudaranya, kalau hanya dia sendiri yang maju belum begitu sukses, kalau ada pengusaha kaya brilian punya perusahaan
raksasa ,lihat kiri kanannya,lihat kesejahteraan kawannya .Kalau dia yang sukses sendirian berarti belum sukses. Alat ukur sukses bukan dengan melejit sendiri , tapi bagaimana kita mengangkat dan membantu yang lain.

7.Bersihkan hati selalu. Mengapa ? Allah tidak menerima amal, kecuali ikhlas,jangan merasa ujub ,dengan tidak merasa berjasa,dengan tidak merasa paling bisa,dengan tidak merasa paling mulia, tetapi semuanya karena Allah, Alhamdullilah. Semua ini adalah karunia Allah kita harus merasa beruntung karena dijadikan jalan ; jalan rezeki bagi tetangga,jalan ilmu bagi mahasiswa, jalan kesuksesan bagi semuanya ,Allah-lah Yang Memberi.

Inilah orang yang akan sukses , karena dia tidak menjadi sombong,apalah artinya kita mendapatkan banyak hal kalau kita tidak mendapat ridlo dari Allah karena kesombongan kita. Dengan beribadah dengan benar, membuat kita semakin tawadhu ,kokoh mengabdi kepada Allah, hati tentram, kehidupan akan seimbang.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Waskita™ - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger