Oleh : Drs. Asep Saepullah
Kamis 07 April 2011 merupakan moment bersejarah bagi warga Ciayumajakuning, sebab pada hari itulah para wakil rakyat asal Ciayumajakuning yang sekarang duduk di DPD dan DPR RI akan bersama-sama melihat langsung keadaan saudara, teman dan sahabatnya.
Kenapa disebut moment bersejarah ?
Sebab
baru pertama kali ini akan kita lihat keguyuban dan kebersamaan mereka
dalam satu misi yaitu terbentuknya Provinsi Cirebon. Untuk itu, dengan
penuh rasa haru dan bangga serta rasa hormat perlu diapresiasikan pada
ibu Diana Anwar (anggota DPR RI yang lahir dan dibesarkan di Kesambi,
kota Corebon) yang secara sukarela siap menjadi mediator sekaligus juga
motivator terealisasinya kunjungan para anggota DPD dan DPR RI asal
Ciayumajakuning.
Pertanyaannya,
bagaimana sikap kita menyambut moment ini ? sikapnya mungkin akan
beraneka ragam. Tapi secara garis besar sikap kita akan terbagi menjadi
dua sikap yaitu pro dan kontra . Yang pro akan menyambut dengan sikap
kenegarawanan, dan yang kontra akan menyambut dengan sikap
kesektarianan.
Jelas Terlihat
Dari
apa yang pernah penulis baca, baik dari media cetak maupun elektronik,
sikap kenegarawanan dan kesektarianan akan jelas terlihat manakala
mereka menyikapi suatu persoalan yang menyangkut hajat hidup orang
banyak. Bagi mereka yang bersikap kesektarianan akan menilai bahwa
kunjungan anggota DPD dan DPR RI asal ciayumajakuning adalah kunjungan
kepentingan kelompok elit/kelompok tertentu dimana ujung-ujungnya mereka
akan bersikap apriori terhadap niat baik dan ketulusan hati dari
kunjungan anggota DPD dan DPR RI asal ciayumajakuning.
Bentuk
sikap apriori yang akan mereka tunjukan yaitu dengan cara membangun
opini bahwa Provinsi Cirebon adalah suatu hal yang tidak mungkin dapat
diwujudkan sebab Pembentukan Provinsi Cirebon merupakan keinginan
sekelompok elit tertentu untuk suatu jabatan tertentu dan bukan
merupakan keinginan rakyat/warga ciayumajakuning.
Dalam
suatu percakapan, terlontar kata apa sih untungya terbentuk Provinsi
Cirebon, paling-paling saya mah masih tetap seperti ini, yang saya
butuhkan adalah makan bukan terbentuk Provinsi Cirebon
Sikap
apriori dan lontaran kata diatas, sama artinya dengan orang yang
menginginkan sesuatu tetapi orang tersebut tidak mau berusaha atau
dengan kata lain ingin mendapatkan sesuatu dengan cara mengemis/meminta
belas kasih orang lain.
Membebani PAD
Mereka
yang berpikir sektarian juga memiliki pandangan bahwa dengan
berpisahnya wilayah III Cirebon dari Jawa Barat, akan membebani PAD
masing-masing Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Mereka berasumsi dana
yang diperlukan untuk meng gaji pejabat dan pegawai Provinsi menjadi
beban Kabupaten/Kota dimana menurut mereka secara otomatis PAD yang
dimiliki Kabupaten/Kota akan tersedot oleh Provinsi. Dengan asumsi
seperti ini, mereka menarik kesimpulan jika Provinsi Cirebon terbentuk,
maka Kabupaten/Kota yang tergabung dalam Provinsi Cirebon akan semakin
sengsara dan tidak dapat mensejahterakan masyarakatnya. Padahal
seharusnya mereka tahu dana untuk meng gaji pejabat/pegawai itu 100 %
dananya dari Pusat yang terkemas dalam DAU (Dana Alokasi Umum), dan ini
jelas PAD yang didapatkan Kabupaten/Kota akan utuh dimana dengan utuhnya
PAD masing-masing Kabupaten/Kota dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di masing-masing wilayahnya.
Hasil Kajian
Perlu
diketahui oleh kita semua bahwa berdasarkan hasil kajian Tim Ahli/tim
pengkaji yang dilakukan pada tahun 2008-2009, wilayah III Cirebon adalah
penyumbang PAD terbesar di Jawa Barat, angkanya mencapai 58 % dari PAD
Jawa Barat. Angka 58% dalam bentuk rupiah (Rp) atau jika dihitung
mencapai angka 9,9 Triliun rupiah. Hitungan ini adalah hitungan minimal
yaitu hanya 1% saja yang dilakukan oleh Prof. DR. H. Abdus salam dkk.,
dapat dipastikan jika hitungan mencapai angka 2% atau 3%, dana yang
didapatkan Provinsi Jawa Barat 20 hingga 30 Triliun rupiah. Angka yang
cukup pantastis dan cukup signifikan untuk dapat mewujudkan tujuan
pembentukan Provinsi Cirebon, antara lain yaitu;
Pertama, Mempercepat pelayanan terhadap pelaksanaan pembangnan masyarakat Ciayumajakuning yang cepat, tepat, dan akurat.
Kedua, Melaksanakan amanat kanjeng Sinuhun Gunung Jati secara langsung INGSUN TITIP TAJUG LAN FAKIR MISKIN.
Ketiga, Pemerataan pembangunan pendidikan, kesehatan serta sektor ekonomi di wilayah Ciayumajakuning.
Keempat, Menanggulangi jumlah penduduk yang semakin tinggi.
Kelima, Mempercepat
kesejahteraan masyarakat di wilayah Ciayumajakuning dengan
memberdayakan sumbe daya alam, sumber laut demi meng-cover lapangan
kerja yang adil, merata, bermartabat yang berorientasi pada
kesejahteraan rakyat.
Keenam, Menggali dan mengembangkan potensi daerah yang kaya sember berbagai aspek, demi kesejahteraan masyarakat Ciayumajakuning.
Ketujuh, Mampu melaksanakan kemandirian, mampu menjawab tantangan secara kompetetif dalam konteks globalisasi.
Kedelapan, Memproteksi
potensi daerah yang menjadi sumber PAD sendiri untuk dapat dikembangkan
dan dinikmati oleh masyarakat Ciayumajakuning sendiri.
Kesembilan, Menciptakan
Good Government dan Clean Governance yang profesional, bersih,
aspiratif, produktif serta mampu meningkatkan harkat dan martabat serta
mampu berkompetisi demi eksistensi dan kelangsungan hidup masyarakat di
masa sekarang maupun di masa yang akan datang.
Demikian
tulisan yang dapat penulis suguhkan, dalam rangka menyambut reses
anggota DPD dan DPR RI asal Wilayah III Cirebon, yang insya allah kalau
tidak ada aral melintang para Bapak dan Ibu wakil rakyat yang sama-sama
kita nantikan akan berkunjung mulai tanggal 07 14 April 2011. wilujeng
sumping dan selamat berjuang mewujudkan visi dan misi Pembentukan
Provinsi Cirebon 2012. Semoga Allah SWT., mengabulkan niat dan itikad
baik kita semua serta dicatat sebagai bekal amal soleh kelak kita di
alam baqa. Amin
Cilimus, 04 April 2011
Oleh : Asep Saepullah*
*Pemerhati masalah sosial dan Guru SMPN 1 Cigandamekar
Alamat
Penulis : Jln. SMPN 1 Cilimus Dusun Wage RT.20 RW.07 Desa Bojong
Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan Phone 085 295 3322 08

0 comments:
Posting Komentar